Vespa dahulu sering disebut dengan scooter atau sekuter. Entah apa dasarnya disebut sekuter, mungkin saja ada kaitannya kendaraan ini dengan dua rodanya yang kecil maka disebut sekuter. Kendaraan jenis ini sangat digemari di tanah air mulai era 1965 - 1980-an bahkan hingga saat ini walau dalam bentuk yang “lain.”
Banyak ditemukan jenis sekuter Vespa di Indonesia, misalnya pabrikan Piagio, Lambretta, NSU, Zundap dan Bajaj. Negara-negara penghasil skoter jenis Vespa ini antara lain adalah Italia, India, Brazil dan Jerman. Akan tetapi diantara negara tersebut yang paling terkenal adalah pabrikan Piagio buatan Italia.
Vespa Piagio dalam berbagai jenis dan varian telah mulai hadir di Italia pertama sekali pada tahun 1884 tepatnya di Genoa, Italia. Pendiri Vespa sendiri adalah Rinaldo Piagio yang memiliki usaha konstruksi dan karoseri besi dan pengolahan baja. Pabrik Piagio ini lalu diteruskan oleh anaknya Enrico Piagio yang mulai fokus pada kendaran simpel. Maka pada tahun 1947 diproduksi Scooter pertama dengan sebutan Vespa Super Piagio. Setelah itu produksi Vespa Piagio mulai marak tahun 1949 -1950-an.
Vespa yang paling depan berusaha mengelak lubang dengan sudut tajam dan hentakan yang cepat, akibatnya dua orang penumpangnya tumpah ke luar dari tempat duduknya dan nyungsep ke parit di bahu jalan.
Pengemudinya hanya tertawa-tawa seperti tidak ada masalah menyaksikan teman (penumpangnya)nyungsep ke parit dan menghentikan kendaraannya dengan tiba-tiba begitu saja. Akibatnya, beberapa kendaraan lain di belakangnya harus mengerem tiba-tiba juga, kuatir sekali menyenggol “Harley Davidson” yang satu ini. Jadi perkara keselamatan jangan tanya, karena yang terpenting bagi mereka adalah gembel dan cari perhatian.
Bagaimana dengan Polisi yang melihat fenomena ini? Jangankan bertanya dan menangkap, kelihatannya Polisi malah buang muka melihat “bongkahan” sampah berjalan ini. Tak ada gunanya menghabiskan energi kepada kendaraan yang satu ini, kata polisi dalam hatinya. Mau ditangkap juga mau diletakin kemana? Akan tetapi apa sikap Polisi jika sikap Vespa Gembel ini memakan korban, entah menabrak kendaraan atau orang lain atau anggotanya yang jadi korban akibat kelalaian dalam menjaga keselamatan penumpangnya? Apakah Polisi memaafkan karena disebut gembel?
Yang musti diperhatikan juga oleh Polisi adalah kelengkapan surat-surat Vespa Gembel ini, bahkan sewaktu-waktu perlu memeriksa apa isi sesungguhnya Vespa Gembel ini, siapa tahu ada isi yang mengandung barang-barang yang “terlarang” dari jaringan khusus yang menggunakan kendaraan ini untuk alat transportasinya. Apa benada terlarang itu..? Saya tidak berani menyebutkannya, mungkin saja Gas ukuran 3 Kg, Kompor atau beling dan besi tajam atau apalah selain dari itu..
Jika ada yang berselera antik tapi tetap memelihara ciri khas Vespa yang romantis dan naturalis, mengapa harus ada yang kumal, dekil dan primitive seperti itu? Jika itu adalah seni juga dan selera atau hak masing-masing, mengapa tidak memperhatikan kaidah berlalu lintas dan terutama sekali adalah menjaga keselamatan penumpangnya dan orang lain?
Apa jadinya jika pencipta Vespa pertama dari negeri asalnya (Rinaldo Piagio) melihat Vespanya kini jtelah dimodivikasi seperti beberapa gambar di atas oleh komunitas Vespa gembel?
Apakah ada hak istimewa untuk Vespa Gembel, atau tidak adakah komunitas Vespa lainnya yang sebetulnya merasa nilai-nilai yang lebih elegan dan akhirnya merasa risih melihat Vespa kebanggannya dipermak dan diperlakukan sangat tidak berarti..:?
Meskipun seni itu hak masing-masing orang, tapi di manakah letak nurani dan jalan berpikir tentang memperlakukan Vespa menjadi Vespa Gembel seperti ini..? Apakah ini eksresi yang ekstrim ataukah sebuah seni yang patut diberi hak yang sama?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar